Berita & Media

BERITA TERKINI

H. Sunarna SE., M , Bupati Klaten


Asuransi Sebagai Perlindungan Pasti Untuk Keluarga

Klaten, salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah ini, letaknya sangat strategis. Diapit oleh dua kota besar, Yogyakarta dan Solo.

Saat ini Klaten dipimpin oleh seorang Bupati, H. Sunarna SE., M. Hum yang juga salah satu pemegang polis setia Bumiputera. Sunarna, pria kelahiran Klaten, 40 tahun silam bergabung dengan Bumiputera sejak 2003 lalu.

Dalam sebuah kesempatan di rumah dinasnya, Sunarna membagi ceritanya tentang Klaten dan kepeduliannya terhadap asuransi, khususnya Bumiputera. Simak wawancara berikut ini bersama redaksi Mutual beserta Wibakso dan Djunaedi - Staf Kanwil Yogyakarta, dan Eko Sugiyarto - Kacab. Askum Jakarta 3.

Dilantik 2 Desember 2005, Sunarna saat itu berumur 32 tahun, menjadikan ia sebagai bupati termuda di Indonesia saat itu yang memecahkan rekor MURI. Semangat dalam membangun kota Klaten, menjadikan Sunarna bercita-cita mewujudkan masyarakat Klaten yang tata, titi, tentrem, kertaraharja sebagai visi perjuangan pembangunannya.

Baru setengah tahun menjabat sejak 2005, pada 27 Mei 2006, gempa bumi dengan kekuatan 6,9 skala richter mengguncang wilayah selatan Klaten. Bencana tersebut, menelan 1.062 jiwa meninggal dunia dan 18.127 jiwa luka berat dan ringan. Tak hanya korban jiwa. Sebanyak 29.909 rumah warga dan 161.902 rumah rusak berat dan ringan.

Ujian awal, masa kepemimpinan sang Bupati tak hanya sampai di situ, tapi juga meruntuhkan sendi-sendi dasar masyarakat. Bersama Pemkab. Klaten, Sunarna membangun kembali Klaten, dengan melakukan tanggap darurat, tanggap rehabilitasi. Pembangunan dan pengembangan Klaten terus dilakukan Sunarna agar sasaran nyata tercapai dan dapat dinikmati masyarakat Klaten seluruhnya.

Berbicara mengenai asuransi, Sunarna yang telah menjadi pemegang polis Bumiputera, menilai asuransi yang dimilikinya sangat penting bagi perlindungan yang jelas terhadap resiko-resiko yang bisa datang kapan saja.

"Penting dalam situasi kondisional atau yang tidak menentu waktunya. Dengan kehidupan yang tidak bisa dipastikan ekonomi kita selalu naik, terkadang adakalanya turun juga, asuransi menjadi perlindungan yang pasti demi menjaga kelangsungan keluarga," ujar Sunarna yang pernah mendapatkan penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 2007 sebagai bupati pemerhati usaha kecil dan kebebasan pers ini.

Pengelolaan keuangan keluarga seperti asuransi, menurut Sunarna juga sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. "Terlepas dari manfaat asuransi yang jelas dan sarat memberikan nilai manfaat yang baik, kita juga lebih bersemangat untuk mencari nafkah keluarga yang juga untuk memenuhi kewajiban kita membayar premi asuransi," ujar Sunarna.

Dewasa ini asuransi memang sudah menjadi kebutuhan utama dalam pengelolaan keuangan. "Baik yang sudah sejahtera maupun belum sejahtera, semua butuh. Namun yang lebih penting itu adalah yang belum sejahtera," ujar Sunarna.

Menurutnya, mereka yang belum sejahtera, harus memikirkan masa depan keluarganya. "Tentunya mereka tak ingin hidupnya tidak sejahtera terus menerus. Mereka harus lebih usahanya dan menyisihkan sedikit demi sedikit untuk asuransi. Perusahaan asuransi perlu melakukan workshop asuransi tentang bagaimana kehidupan yang tidak sejahtera dapat meningkat menjadi sejahtera setelah berasuransi," ujar Sunarna.

"Yang sejahtera pun perlu workshop asuransi, agar mereka tetap sejahtera dan dapat meningkat lagi kesejahteraannya dan menghindari agar tidak turun ekonominya," ujar Sunarna.

Workshop asuransi akan berhasil bila terus dilakukan dan di-mantain. "Mereka semuanya perlu dunia luar, jendela dunia terhadap asuransi harus dibuka lebar-lebar, network mereka menjadi luas, mereka bisa lebih eksis lagi, dan saling sharing informasi atau apapun yang positif," ujar Sunarna.

Asuransi memang belum sepopuler menabung di Bank. Hal ini ditanggapi serius Sunarna. Ia menilai, asuransi harus diperkenalkan sedini mungkin. "Mulai dari anak-anak, pengetahuan asuransi itu harus ada. Seperti apa sih asuransi itu?" ujar Sunarna.

Tak jarang ia menjumpai, sosialisasi asuransi yang menurutnya kurang atau bahkan tidak menyentuh seluruh lapisan masyarakat. "Banyak masyarakat yang kurang mampu tapi belum tentu mengenal atau mengetahui asuransi. Atau mungkin mereka yang mampu dan sudah mengetahui tapi mereka masih enggan untuk berasuransi," ujar Sunarna menganalisa. Hal ini tentu menjadi masukan positif bagi penyedia jaminan asuransi untuk lebih meningkatkan sosialisasi asuransi.***rangga

 

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas