Berita & Media

BERITA TERKINI

Djarot Saiful Hidajat - Wakil Gubernur DKI Jakarta


Asuransi Itu Perencanaan Yang Dahsyat

Bumiputera dan pemerintah provinsi DKI memiliki tujuan yang sama untuk menyejahterakan masyarakat. Saat ini, DKI Jakarta telah memberikan KJP (Kartu Jakarta Pintar) kepada lebih dari 50.000 orang siswa siswi DKI. Hampir 100% penduduk DKI telah mendapatkan asuransi kesehatan melalui BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Asuransi
"Asuransi itu perencanaan yang sangat dahsyat. Asuransi adalah tabungan kita untuk hari tua, untuk pendidikan, untuk kesehatan dan untuk jiwa. Oleh karena itu, begitu saya bekerja, anak-anak saya langsung masuk asuransi. Saya tidak mau ribet, makanya saya masuk asuransi untuk saya dan anak-anak." Jawab suami dari Happy Farida dan Ayah dari Safira Prameswari R, Karunia Dwi Haspa P, dan Meysa Rizky B, ini mengawali perbincangan.

Pemerintah memang lagi gencar-gencarnya melaksanakan program yang menyangkut kesejahteraan masyarakat. Seluruh warga negara Indonesia nantinya akan dilindungi dengan asuransi kesehatan melalui BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). 93% atau hampir 1005 penduduk DKI automatically telah terdaftar sebagai peserta BPJS.

Kesadaran asuransi masyarakat Jakarta menengah atas menurut ia sudah sangat paham. Yang menjadi persoalan adalah masyarakat menengah bawah. Mereka perlu diberikan edukasi. Kenapa mereka belum sadar asuransi, bukan salah mereka. Mereka mungkin paham. Tapi karena keterbatasan penghasilan mereka yang pas-pasan, mereka mengutamakan kebutuhan pokoknya terlebih dahulu. Mereka menganggap asuransi itu harus ada nilai lebih, dana lebih setiap tahun untuk membayar premi polis mereka.

"Saya pribadi berfikir asuransi untuk perlindungan. Perlindungan ketika sakit, ketika kecelakaan, jaminan pendidikan dan jaminan meninggal dunia. Bukan untuk investasi atau yang lainnya," kata alumni pasca sarjana Fakultas Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.

Rekam Jejak
"Kalau kita mau jujur, kita belum bisa memberikan apa-apa untuk Jakarta. Semua yang ada di Jakarta saat ini hampir semuanya peninggalan Bung Karno. Sebut saja. Mulai Monas, Semanggi, Istiqlal, Gelora Bung Karno Senayan, Gedung MPR, Hotel Indonesia, Tugu Selamat Datang, semua itu di bangun zaman Bung Karno. Oleh karena itu, saat ini pemerintah DKI lagi getol-getolnya membangun transportasi DKI," ucap pria yang ingin meninggalkan sesuatu yang bermanfaat di masa pemerintahannya, yang bisa dikenang oleh generasi ke depannya.

Semua peninggalan Bung Karno itu, menurut ia sangat fundamental. "Zaman itu, bangsa Indonesia mampu menciptakan jembatan Semanggi yang sampai kini masih dapat dimanfaatkan dan tidak rusak," kata pria yang mendapat dukungan penuh dari keluarganya dalam menjalankan tugas.

"Begitu pula Bumiputera yang didirikan 103 tahun lalu oleh tiga orang guru yang memiliki visi jauh ke depan. Sampai saat ini Bumiputera masih beroperasi dan melindungi masyarakat Indonesia." ucap ayah 3 anak yang selalu memperhatikan kualitas berkumpul dengan keluarga meski sangat sibuk.

Terkait kerjasama Bumiputera dengan pemerintah DKI. Pihaknya menurut Djarot membuka kesempatan. "Bumiputera ingin bekerjasama dengan DKI. Maunya apa? Bikin donk proposalnya. Bikin bikin donk bisnis plan apa yang bisa dikerjasamakan dengan DKI. DKI punya BUMD, kerjasamanya bisa langsung kerjasama dengan BUMD DKI. Bumiputera punya aset, DKI juga punya aset. Bumiputera punya tujuan, DKI juga punya tujuan. Bumiputera punya strategi bisnis, DKI juga punya strategi bisnis yang di BUMD," Ujar orang nomor dua di DKI Jakarta ini.

"Orientasi kami bukan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan saja, tapi services atau pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat menjadi bagian yang sangat penting. Selama kerjasama dengan Bumiputera memiliki tujuan yang sama untuk kesejahteraan penduduk DKI bisa dijalankan," ujar Djarot yang meyakini seorang pemimpin yang baik fondasinya berasal dari keluarga. Jika keluarganya baik, mudah-mudahan bisa menjadi pemimpin yang baik.

Bukankah ketika pemerintah memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) itu berarti pemerintah juga melindungi mereka. Artinya pemerintah telah memberikan asuransi jaminan pendidikan kepada masyarakat, meskipun mereka tidak membayar premi.

Polisnya apa dari mana? Polisnya adalah dana yang berasal dari dana masyarakat, PAD yang dikumpulkan dari masyarakat melalui APBD, yang juga bisa dianggap polis. Sehingga DKI bisa memberikan kepada lebih dari 50.000 orang siswa tidak mampu untuk sarana pendidikan siswa, agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pintar. Bukan untuk orang tuanya

Djarot menyarankan Bumiputera untuk fokus pada sasaran yang diinginkan. Jika Bumiputera memprioritaskan micro insurance, hendaknya Bumiputera banyak memberikan edukasi kepada masyarakat. Karena ini bukan pekerjaan mudah, ribet dan kompleks, pekerjaannya banyak.***

 

 

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas